1) Pedoman – pedoman dan ketentuan yang disusun harus “tailor made”
2) Semua pihak yang harus melaksanakan pedoman, harus dilibatkan dalam penyusunannya.
3) Konsultasikan dengan stakeholder, etika dan kultur bisnis yang sedang dibangun.
4) Penugasan konsultan dalam membangun etika dan kultur bisnis adalah bersifat membantu bukan penentu pengambilan keputusan.
5) Lakukan penilaian secara jujur terhadap kondisi perusahaan yang bertalian dengan pelaksanaan etika bisnis.
Proses membangun etika dan kultur bisnis :
1) Memastikan bahwa semua organ perusahaan dan pemegang saham pengendali memahami dan memiliki komitmen untuk membangun etika dan kultur bisnis yang sehat.
2) Membangun pemahaman, kepedulian dan komitmen dari semua jajaran perusahaan.
3) Melakukan kajian terhadap kondisi perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan etika bisnis dan tindakan korektif yang diperlukan. Dalam kajian ini termasuk mengidentifikasikan ethical issue dan pihak – pihak yang akan terkena efek bila etika bisnis ditegakkan.
4) Membuat program penyusunan pedoman etika bisnis dan pedoman pelaksanaannya.
5) Melakukan internalisasi peksanaan etika bisnis sehingga terbentuk rasa memiliki dan dari semua pihak dalam perusahaan serta memahami atas pelaksanaan pedoman dalam kegiatan sehari – hari.
6) Melakukan penilaian sendiri atau dengan menggunakan jasa pihak eksternal yang independen untuk memastikan penerapan etika bisnis yang telah disusun secara berkesinambungan.
Secara umum nilai-nilai dan etika bisnis dalam melakukan usaha yang mencakup:
§ Standar etika bisnis (dengan pemangku kepentingan)
§ Standar Perilaku Pegawai
1. Benturan kepentingan
2. Pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi
3. Kepatuhan terhadap peraturan
4. Kerahasiaan informasi
5. Pelaporan atas pelanggaran
§ Penerapan dan Penegakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar